Perkenalkan nama saya Diana Nadhifah. Mahasantri baru Mahad Aly PP Zainul Hasan Genggong asal Bondowoso. Saya disini sebagai salah satu mahasantri baru tahun ajaran 2022 ingin berbagi sedikit cerita tentang kesan dan pengalaman saya ketika masuk di ma’had aly dengan jurusan hadits dan ilmu hadits .
Mungkin, jurusan yg saya ambil ini terdengar waw sekali ya atau bisa dibilang tinggi sekali bagi kalangan orang-orang yg sebelumnya tidak pernah mengenal kitab atau bahkan dikalangan santri salaf sendiri yg sudah merasa bosan dengan yang namanya kitab, tapi yang namanya manusia pastilah punya pemikiran dan tujuan yang berbeda-beda.
Kesan pertama saya ketika menjadi maha santri baru ma’had aly adalah merasa bangga karna ditakdirkan masuk jurusan ini dan terpilih sebagai salah satu maha santri ma’had aly. Awalnya tak pernah terbayang dalam fikiran saya dengan hanya berbekal tau baca kitab tanpa hafal nadhom الفية bahkan عمرطى pun saya tak hafal tapi ternyata alhamdulillah saya diterima. Selang beberapa hari dari pengumuman mahasantri yang diterima berlanjut dengan pengumuman OSPEK, nah dari situ saya sempat ragu “Bisa gak ya, mampu gak ya saya masuk di prodi ini, ini Hadist lo, gak main² jurusan yg saya ambil” Akhirnya saya berusaha membangkitkan kembali semangat saya dan mencoba untuk memberanikan diri karna memang ini jurusan yg saya pilih sendiri, berani mengambil keputusan berarti harus berani bertanggung jawab, dan tanpa ada satupun teman yang saya kenal.
Hari pertama OSPEK (orientasi pengenalan akademik dan kampus), saya mulai berkenalan dengan teman-teman seangkatan, dihari pertama ini diisi oleh Mudir Ma’had Aly sendiri yakni Al-Mukarrom Ustadz Ahmad Muzakki beliau mulai memperkenalkan diri beliau dan bercerita tentang proses perjuangan beliau mulai dari jadi mahasantri hingga diangkat menjadi mudir, beliau juga bercerita tentang awal mulai didirikannya Ma’had Aly, dan memperkenalkan metode-metode pembelajaran di Ma’had Aly ini, salah satu metode yang membuat saya merasa tertantang sekali adalah kata beliau “80% metodenya presentasi dan 20% nya dari dosen ” Ya Allah,,,, saya paling anti sama yg namanya berdiri di depan, apalagi harus harus berada di depan laki-laki. Lalu beliau, Ustadz Muzakki menjelaskan alasan mengapa metodenya seperti ini karna kita bukan lagi anak SMP/SMA yang melulu hanya mendengar apa kata guru istilahnya hanya sebagai مستمعات tapi kita sudah mahasantri, tingkatan kita bisa dikatakan sudah tinggi, kita disini dilatih untuk mandiri, maksudnya apa? Yakni kita dibiasakan untuk memahami sendiri, mencari jawaban sendiri dari persoalan-persoalan yang musykil karena kita adalah CALON-CALON KADER ULAMA HADITS امين. Kan malu kalo kita memperkenalkan diri kita misalnya, dengan membawa nama Ma’had Aly Genggong tapi kita malah tidak mahir dalam membaca kitab atau kita hafal hadist tapi tak memahami apa maksud yang terkandung di dalam hadist itu.
Nah, dari sini saya berfikir “bagaimana cara kita agar tidak mempermalukan nama dan gelar Ma`had Aly, setidaknya kita memiliki bekal yang akan kita bawa nanti ketika di masyarakat”. Awalnya saya berfikir pasti pelajarannya bakal sulit, kemudian, hari demi hari berlalu setelah saya jalani tak serumit apa yang ada dalam fikiran saya karna segala sesuatu jika diiringi dengan keinginan yang kuat semua akan mudah.
Hari ke-2, disela-sela menunggu salah satu dosen yang hendak mengisi dihari ke-2 ini, kekosongan ini akhirnya diisi oleh kakak-kakak DEMA (dewan mahasantri) kalo dikampus-kampus lain mungkin lebih dikenal dengan kakak-kakak BEM (badan eksekutif mahasiswa), mereka menyuruh kita memperkenalkan diri kita mulai dari memperkenalkan nama lengkap, asal kota kelahiran, hobi dan sebagainya.
Ketika telah sampai pada giliran saya, disitu saya menyampaikan salam saya “Selamat datang teman-teman baru dengan cerita baru dan semangat yang baru, kita disini konsepnya bukan lagi tentang siapa yang pintar tapi siapa yang bisa bertahan sampai akhir perjuangan” Mengapa saya disini lebih menonjol pada motivasi karena menurut saya motivasi itu penting apalagi diumur-umur kita sekarang.
Hari terakhir diisi oleh Dr. Abdul Aziz M.Ag sebagai Rektor UNZAH dan Pembina Ma’had Aly Genggong. Salah satu pesan beliau yang membuat saya merasa bahwa mahasantri/mahasiswa bukan lagi anak-anak sekolah biasanya adalah “Kita adalah calon intelektual, calon ilmuan, calon praktisi dan calon profesional, mengapa disebut calon kita masih dalam proses belajar”. Dari cara beliau berbicara dalam segi bahasanya sudah bisa dilinilai bahwa beliau adalah orang yang profesional dan sangat berwibawa. Kata beliau kunci sukses dan ilmu manfaat mangagungkan ilmu, menghormati guru, dan ahlinya ilmu. Dan yang kedua diisi juga oleh Ustadzah Endah Tri Wisuda Ningsih M.Pd.I
Nah, disini saya dapat memetik salah satu dari apa yang beliau sampaikan bahwa sifat manusia mayoritas dari mereka lebih fokus pada sesuatu yang banyak dari pada yang sedikit, maksudnya apa? Coba deh kita lihat kebanyakan dari mereka lebih condong pada kampus-kampus yang jumlah mahasiswanya banyak sedangkan Ma’had Aly ini jarang dilirik bahkan masih sedikit yang tau. Tapi kita tidak boleh terpengaruh dengan itu atau bahkan ada yang bilang “Kuliah di Ma’had Aly itu gak enak” Sudahlah jangan hiraukan apa kata mereka, mereka bilang begitu karena mereka belum tau nikmatnya orang yang haus dengan ilmu agama.
Menurut saya jurusan yang saya pilih ini sangat membantu teman-teman yang ingin meningkatkan pemahamannya dalam bidang ilmu agama terutama tentang hukum-hukum yang ada dalam fiqih, karena yang kita pelajari disini adalah hadist yang berkaitan dengan hukum-hukum fiqih dan juga kita dibiasakan mencari referensi dari kitab-kitab fiqih yang lain untuk menjawab persoalan-persoalan yang masih musykil, jadi kitab-kitab yang kita pelajari tidak hanya terbatas dengan itu-itu saja tapi disini kita diperkenalkan pada berbagai kitab-kitab fiqih dan hadist. Nah, sangat mendukung sekali bukan untuk mengasah pemikiran kita.
Memang kampus kita tak seelit kampus kalian tapi percayalah MA’HAD ALY akan mencetak KADER-KADER DAKWAH yang kemanfaatannya bukan hanya bisa kita rasakan sendiri tapi bisa dirasakan oleh orang lain juga karna Sebaik-baiknya manusia adalah orang yg paling bermanfaat untuk orang lain.
Dan perlu teman-teman ketahui bahwa jadwal mata kuliah di ma’had aly itu bisa dibilang setiap hari kecuali Jum’at, dipikir-pikir memang melelahkan tapi ingat tak ada orang sukses tanpa adanya proses yang rumit. Bukan karena kemampuan yang membuat kita sukses tapi keinginan dan semangat berjuang yang tinggi.
Selamat berproses dan berjuang kawan!!.
Oleh: Diana Nadhifah (Mahasantri Baru Angkatan 2022)