Genggong, 15 Agustus 2024 – Seleksi wawancara Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) yang diselenggarakan di Ma’had Aly Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong berlangsung dengan penuh antusiasme dan semangat tinggi. Sebanyak 10 mahasiswa yang berhasil lolos dari tahap seleksi administrasi berkompetisi untuk mendapatkan beasiswa yang prestisius ini. Dari total 20 pendaftar, hanya setengahnya yang berhasil melangkah ke tahap wawancara setelah melalui seleksi berkas yang ketat.
Seleksi wawancara ini dipimpin oleh dua penguji yang berkompeten dalam bidangnya, yaitu Ustad Ahmad Muzakki, M.H sebagai penguji kitab dan Ustad Imam Syafi’i, M.H sebagai penguji wawancara umum. Keduanya memiliki pengalaman dan keahlian yang luas dalam bidang keagamaan dan pendidikan, sehingga proses seleksi ini diharapkan mampu menjaring mahasiswa-mahasiswa yang benar-benar memiliki potensi dan komitmen yang tinggi dalam mengembangkan diri mereka melalui beasiswa ini.
Ustad Ahmad Muzakki, M.H, yang bertindak sebagai penguji kitab, menguji kemampuan para peserta dalam memahami dan menguasai kitab-kitab klasik yang menjadi dasar ilmu di Ma’had Aly. Ia menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap kitab kuning sebagai landasan utama dalam pendidikan. “Penguasaan kitab kuning bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menerjemahkan, tetapi juga tentang memahami konteks dan esensi dari setiap ajaran yang terkandung di dalamnya,” ujar Ustad Muzakki. Ia juga menambahkan bahwa para peserta yang mengikuti wawancara ini menunjukkan kualitas yang cukup baik, meskipun tantangan ke depan masih sangat besar.
Di sisi lain, Ustad Imam Syafi’i, M.H, yang berperan sebagai penguji wawancara, lebih menekankan pada aspek kepribadian, motivasi, dan visi para peserta. Ia menilai seberapa besar komitmen para mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi kepada masyarakat setelah menyelesaikan studi mereka. “Beasiswa ini bukan hanya soal prestasi akademik, tetapi juga tentang bagaimana para penerima beasiswa nantinya dapat menjadi agen perubahan di tengah masyarakat,” jelas Ustad Syafi’i.
Proses seleksi wawancara berlangsung dalam suasana yang serius namun tetap hangat. Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan latar belakang mereka, alasan mereka mengajukan beasiswa, serta rencana jangka panjang yang ingin mereka capai. Masing-masing peserta juga diberikan pertanyaan-pertanyaan mendalam terkait dengan bidang keilmuan yang mereka tekuni serta pandangan mereka tentang peran santri dalam masyarakat modern.
Salah satu peserta seleksi, Diana Nadhifah, menyatakan bahwa ia merasa tertantang namun juga termotivasi dengan proses wawancara ini. “Saya merasa proses ini sangat berguna untuk mengevaluasi diri saya sendiri. Banyak hal yang selama ini saya anggap remeh ternyata menjadi aspek penting dalam penilaian ini,” ujarnya. Diana juga menambahkan bahwa dukungan dari para pengajar di pesantren sangat membantu dalam mempersiapkan dirinya menghadapi seleksi ini.
Seleksi ini merupakan bagian dari upaya Baznas melalui program Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) untuk mendukung para santri berprestasi di seluruh Indonesia. Beasiswa ini tidak hanya mencakup bantuan finansial, tetapi juga memberikan pembinaan secara berkala agar para penerima beasiswa dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
Dengan berakhirnya seleksi ini, diharapkan muncul generasi santri yang tidak hanya cakap dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki wawasan yang luas dan siap berkontribusi secara nyata untuk kemajuan umat dan bangsa. Beasiswa Cendekia Baznas ini diharapkan menjadi salah satu pendorong utama dalam menciptakan generasi pemimpin masa depan yang berintegritas dan berkarakter kuat.