Semua mengetahui seorang santri jago baca kitab dan menang wirid dikala semua mengagungkan keduniawiannya, nah berbeda dengan santri yang disebut mahasantri Ma’had Aly Zainul Hasan Genggong selain unggul keduanya juga terus didorong menguasai bidang lainya diantara protokoler, tidak semua mengusainya tanpa belajar kepada ahlinya. Pelatihan diatas diselenggarakan oleh Pengurus Cabang LAKPESDAM (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kota Kraksaan dalam rangka memeriahan Hari Santri 2023 yang bertema “Jihad Santri Jayakan Negeri” di Aula KH. Hasyim Asy’ary Lt. 2 Kantor PCNU Kota Kraksaan Sidomukti Kraksaan, Probolinggo, Kamis, 20/10.
Ma’had Aly Zainul Hasan mengirim lima delegasi mengikuti pelatihan tersebut, hal ini merupakan bagian dari dukungan atas pentingnya program diatas, sehingga tidak diragukan lagi mahasantri untuk lebih lihai dan profesional dalam rangka menkonsep acara kecil-besar, mengisi dan mengatur strategi dalam pelaksaannya ditambah juga lancar dalam pembawaan acara yang sering disingkat MC, itu telah menjadi kebutuhan untuk lingkungan saat ini.
Pelatihan ini mendatang langsung pemateri kondang dari probolinggo, kerap disapa cak hermanto, keseharianya menjadi protokoler sekaligus ajudan Bupati Probolinggo semenjak tahun 2011 ia mengabdikan diri menjadi abdi negara, selain itu ia seorang preneurship pengusaha kue yang diberi nama beken KUE Bolinggo bisa dapatkan di lapak online, ia sering memberi materi tersebut setikap kali acara semacam ini diselenggarakan. Pelaksaan kegiatan diatas selama dua hari, yang diawali dengan materi protokoler dilanjur hari kedua praktek satu peserta dari seluruh peserta, kemudian ada pembentukan groub untuk dijadikan rencana tindak lanjut dari pelatihan ini, semacam komunitas untuk memperkuat silaturahmi dan saling berbagi terutama dikalangan pesantren, lembaga komunitas nahdlatul ulama’.
Persyaratan untuk menjadi peserta pelatihan ini tidak semua bisa mengikuti, diantara syarat yang paling berat mempunyai sertifikat PD-PKPNU, rekomendasi dari instansi, mengusai materi sebelumnya, seorang santri atau kader Nahdlatul Ulama’, umur minimal 20 tahun dan mempunyai pengalaman menjadi MC, seorang Public Figur tokoh dan santri, hal ini bisa terpenuhi bagi orang-orang tertentu saja dan memang terbatas karena ada tindak lanjutnya, setiap tahun pasti ada angkatannya. Semoga delegasi Ma’had Aly yang mengikuti kegiatan diatas dapat mengembangkan di Ma’had Aly, kaderisasi dan menjadikan setiap eveen dan acara Ma’had Aly menjadi lebih baik dan sukses. Amin. (RZI)